Cianjur,Metro Sumut
Akhirnya dunia melalui Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan
Kebudayaan menetapkan batik merupakan warisan budaya dunia yang berasal dari
Indonesia,atas dasar itu pula antusiasme masyarakat Kabupaten Cianjur terhadap
pembuatan batik mulai tinggi,demi melestarikan budaya Indonesia masyarakat Cianjur pun berkontribusi
menciptakan motif-motif batik kontemporer yang disebut motif Cianjuran.
Seperti yang
dipamerkan Ratih Ardianti (29), warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Gang Masjid
Salman Alfarisi, RT 22/RW 02, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten
Cianjur, dalam acara pameran usaha kecil menengah di Gedung DPRD Kabupaten
Cianjur, Minggu (2/6/2013),"Motif Cianjuran itu bermacam-macam. Yang
jelas, setiap motif batik itu menunjukkan ciri khas dari Kabupaten Cianjur"
Ungkap Ratih.
Ratih
menambahkan, batik motif Cianjuran memang berbeda dengan motif batik yang sudah
ada di Indonesia,motif Cianjuran diantaranya motif kuda kosong, kecapi suling,
gendang, beas (beras) dan ayam pelung,setiap motif itu, kata Ratih, memiliki
filosofi masyarakat Kabupaten Cianjur,"Kuda kosong misalnya menggambarkan tunggangannya
Aryawiratanudatar seorang tokoh terkemuka di Cianjur yang memperjuangkan
kemerdekaan Cianjur" kata Ratih seraya menyebutkan ikon motif batik
Cianjur adalah motif beasan mengingat Cianjur merupakan produsen beras pandan
wangi.
Pada saat acara
pameran usaha kecil menengah itu, Ratih memamerkan batik Cianjuran dengan
teknik batik cap dan batik tulis yang sudah dipamerkannya sejak Sabtu
(1/6/2013),hasil karyanya itu merupakan penerapan hasil pembelajaran yang didapat
pada 2009 ketika motif Cianjuran mulai dikenal.
Namun diakui Ratih, batik Cianjuran belum setenar batik dari Pekalongan,
Solo dan Yogyakarta,Sebab batik
Cianjuran masih tergolong baru di dunia batik,menurut Ratih setiap pembeli harus merogoh kocek sekitar Rp
150.000 untuk membeli satu meter bahan batik,"Batik dari Cianjur memang
masih tradisional belum menggunakan
printing,warnanya juga masih menggunakan bahan alami,selain itu kami lebih mengutamakan kualitas sehingga
pemakainya merasa nyaman ketika memakainya" Tambah Ratih.
Ratih yakin,
kendala tersebut tidak akan membuat perajin batik Cianjuran kehilangan semangat
terutama dalam membangkitkan kerajinan batik asal Cianjur, lagi pula sekarang sudah ada peraturan bupati (perbup)
tentang batik Cianjuran, yakni Perbup No 430/Kep.55-KOPDAGINPAR/2013,"Setiap
pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah Kabupaten Cianjur wajib memakai
batik Cianjuran, Selain itu setiap siswa sekolah juga harus memakai seragam
batik Cianjuran hasil karya siswanya" kata Ratih.
Menurut
Ratih, adanya perbup itu bisa dijadikan peluang usaha bagi pegiat batik di
Kabupaten Cianjur, terutama yang ingin mengembangkan usaha batik di Cianjur.
Ratih pun optimistis batik Cianjuran mampu menembus pasar internasional seperti
batik dari daerah lainnya di Indonesia.
"Batik Cianjuran mulai dikenal pejabat-pejabat di
pemerintahan pusat sehingga tidak perlu khawatir untuk tidak laku. Dan saya
tidak diperbolehkan untuk menyerah dalam mengembangkan motif Cianjuran,"
kata Ratih mengutip pernyataan anggota DPR RI Inggrid Kansil ketika datang ke
stannya, Sabtu (1/6/2013).
Inggrid sendiri datang ke pameran UKM itu bersama Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menegah, Syarif Hasan, serta Elma Theana. Dalam kunjungannya,
Syarif memang datang untuk meresmikan acara tersebut. "Beliau (Inggrid,
Red) sendiri memborong batik ini untuk bisa dikenal rekan-rekannya di Jakarta"
kata Ratih.
Kasi Bina Perindustrian Program Kimia Elektronik dan Aneka
Disperindag Kabupaten Cianjur, Henni Purwaningsih, mengacungkan jempol untuk
batik Cianjuran. Diakuinya batik Cianjuran mulai menembus pasar internasional.
"Kini batik motif Cianjuran itu mulai diincar Amerika
Serikat, Jepang, dan Dubai (Uni Emirat Arab) meski masih tergolong baru,"
Ungkap Henni di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, Minggu (2/6/2013).
Menurut Henni, sepak terjang perajin batik di Kabupaten Cianjur
memang cukup fantastis sehingga mulai diincar negara luar. Padahal, batik
Cianjuran itu baru muncul 2009 ketika Kementerian Pendidikan ingin mencetak
tenaga pembuatan batik,"Hal ini merupakan upaya dan jerih payah dari para
perajin batik motif Cianjuran yang terus-menerus melakukan promosi, baik
dilakukan secara mandiri maupun melalui bantuan pemerintah daerah" kata
Henni.
Henni pun menyebut, batik Cianjuran juga sudah dikenal luas di
tingkat masyarakat Kabupaten Cianjur dan tingkat nasional. Bahkan pemesanan
batik Cianjuran ini tak hanya di Pulau Jawa, tapi sudah sampai pulau Sumatra,"Kami
pun akan membawa perajin batik Cianjuran memamerkan hasil karya di Jakarta Fair
nanti. Diharapkan juga jumlah perajin batik Cianjuran yang kini masih tercatat
sebanyak 13 orang bisa bertambah sehingga mudah memasyarakatkan batik Cianjuran
ini," kata Henni.(Yeni)