Medan
Deli,Metro Sumut
Pasca
kejadian kecelakaan kerja akibat jatuhnya tanur gayung peleburan besi milik PT
Growth Sumatera Industry (GSI) hingga kini masih diteliti tim forensik Labfor
Poldasu, dalam kejasian tersebut jumlah korban sebenarnya 14 orang pada saat
kejadian, 3 orang diantaranya yang dirawat pada malam kejadian itu juga sudah
pulang tinggal 11 korban yang dirawat,kondisi untuk korban saat ini berangsur
pulih hingga 3 orang yang masih di rawat sedangkan seorang pekerja masih
dirawat intensif di ruang UGD/ICU akibat terkena uap panas dan kakinya patah
karena jatuh, Selasa (29/10/2013).
Humas PT GSI Jefry Ritonga saat ditemui beberapa wartawan mengatakan tisak ada korban jiwa salam ledakan tersebut,"Tidak benar adanya korban jiwa maupun pekerja yang hilang dalam peristiwa ledakan kecelakaan kerja di PT GSI, semoga dengan adanya keterangan Pers ini dapat meluruskan kesimpangsiuran informasi selama ini, sebab kita juga sudah bawa tim Forensik Labfor dari Poldasu serta masih dalam penyelidikan dari pihak Polres Pelabuhan Belawan,"Ungkap Humas PT GSI Jefry Ritonga didampoingi Santa Perangin-angin pada wartawan di halaman pabrik Senin sore (28/10/2013).
Jefry Ritonga saat ditanya sebab kecelakaan akibat tidak sesuai prosedurnya sistem Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Jefry mengaku masalah K3 tadinya sudah diselidiki dan diambil keterangannya dari pihak Dinsosnakertrans dan tim Forensik Labfor Poldasu, jadi hasilnya yang hak bicaranya adalah mereka “ Jawab Jefry.
Jefrymenerangkan sebenarnya prosedur kerja SOP selama ini telah diterapkan dan sudah berjalan di PT GSI, atas kembali terjadinya jatuhnya alat Tanur pengangkat peleburan besi itu masih dalam proses penyelidikan dan tanggung jawab reporting yang memeriksa, tim Forensik Labfor juga sudah mengambil gambar serta data-data yang kurang di maintenance maupun semua peralatan yang kita miliki," Peralatan yang kita gunakan semuanya ini tidak ada barang bekas, semuanya kita beli barang baru dari Taiwan maupun di Eropah, jadi kalau ditanya kenapa kejadian kembali terjadi, ya namanya ini musibah kecelakaan kerja, kalau kejadiannya setahun ada 3 kali itu baru namanya akibat peralatan yang tidak layak tapi ini kejadian jatuhnya Tanur itu terulang 6 hingga 7 tahun sekali, kita tidak tahu apa penyebabnya"Kata Jefry.(Hamnas)
Humas PT GSI Jefry Ritonga saat ditemui beberapa wartawan mengatakan tisak ada korban jiwa salam ledakan tersebut,"Tidak benar adanya korban jiwa maupun pekerja yang hilang dalam peristiwa ledakan kecelakaan kerja di PT GSI, semoga dengan adanya keterangan Pers ini dapat meluruskan kesimpangsiuran informasi selama ini, sebab kita juga sudah bawa tim Forensik Labfor dari Poldasu serta masih dalam penyelidikan dari pihak Polres Pelabuhan Belawan,"Ungkap Humas PT GSI Jefry Ritonga didampoingi Santa Perangin-angin pada wartawan di halaman pabrik Senin sore (28/10/2013).
Jefry Ritonga saat ditanya sebab kecelakaan akibat tidak sesuai prosedurnya sistem Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Jefry mengaku masalah K3 tadinya sudah diselidiki dan diambil keterangannya dari pihak Dinsosnakertrans dan tim Forensik Labfor Poldasu, jadi hasilnya yang hak bicaranya adalah mereka “ Jawab Jefry.
Jefrymenerangkan sebenarnya prosedur kerja SOP selama ini telah diterapkan dan sudah berjalan di PT GSI, atas kembali terjadinya jatuhnya alat Tanur pengangkat peleburan besi itu masih dalam proses penyelidikan dan tanggung jawab reporting yang memeriksa, tim Forensik Labfor juga sudah mengambil gambar serta data-data yang kurang di maintenance maupun semua peralatan yang kita miliki," Peralatan yang kita gunakan semuanya ini tidak ada barang bekas, semuanya kita beli barang baru dari Taiwan maupun di Eropah, jadi kalau ditanya kenapa kejadian kembali terjadi, ya namanya ini musibah kecelakaan kerja, kalau kejadiannya setahun ada 3 kali itu baru namanya akibat peralatan yang tidak layak tapi ini kejadian jatuhnya Tanur itu terulang 6 hingga 7 tahun sekali, kita tidak tahu apa penyebabnya"Kata Jefry.(Hamnas)