Jakarta,Metro Sumut
Kue yang terbuat dari
tepung ketan dan gula merah ini merupakan makanan yang wajib ada setiap perayaan
tahun baru China atau Imlek. Tanpa kue keranjang, rasanya Imlek kurang lengkap.
Tentang cerita kue
keranjang atau disebut juga Nian Gao ini disebut-sebut sebagai makanan yang
dihidangkan untuk Dewa Tungku. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa setiap tahu
baru, Dewa Tungku akan kembali ke surga untuk melaporkan perbuatan manusia.
Agar Dewa Tungku merasa senang dan tidak melaporkan hal-hal yang buruk terhadap
raja Surga, masyarakat memberikan persembahan berupa kue keranjang.
Seperti
dilansir oleh Chinatownology, kata Nian Gao sendiri memiliki
legenda yang panjang. Kata Nian berasal dari nama monster yang tinggal di dekat
pedesaan. Monster Nian ini seringkali memangsa hewan-hewan hutan.
Namun karena pada musim dingin semua hewan tidur, monster Nian mulai mencari makanan lain. Pergilah dia ke sebuah pemukiman warga untuk mencari makan. Hal ini diketahui oleh salah satu warga yang bernama Gao.
Namun karena pada musim dingin semua hewan tidur, monster Nian mulai mencari makanan lain. Pergilah dia ke sebuah pemukiman warga untuk mencari makan. Hal ini diketahui oleh salah satu warga yang bernama Gao.
Khawatir monster Nian
akan memangsa penduduk desa, Gao pun membuat makanan dari tepung ketan dan
menaruhnya di depan rumah warga.
Ketika monster Nian
datang bermaksud memangsa warga, dia akhirnya memakan kue yang dibuat Gao.
Setelah kenyang, Nian pun kembali ke sarangnya. Akhirnya kue tersebut bisa
menyelamatkan nyawa warga desa. Untuk merayakan keselamatan mereka, warga pun
membuat kue ini setiap tahun baru dan menamakannya kue Nian Gao.
Nian Gao sendiri dalam
bahasa China berarti kemakmuran. Sehingga setiap tahun baru dengan menyediakan
kue keranjang, mereka berharap bisa mendapatkan kemakmuran.
Kue keranjang berbentuk
bulat serta memiliki rasa yang legit dan manis. Biasanya kue ini akan disajikan
dengan cara ditumpuk mengerucut ke atas. Di bagian atas kue keranjang pun
seringkali dihias dengan huruf China yang melambangkan kemakmuran.
Membuat kue keranjang
bukan perkara mudah, karena api yang digunakan harus stabil. Hal ini sesuai
dengan penuturan Andi, salah satu warga keturunan Tionghoa asal Kalimantan,"Biasanya
kue keranjang dimasak di api besar. Apinya harus stabil, kalau tidak nanti
gosong. Misalkan kalau apinya terlalu besar," Ungkap Andi
Cara mengonsumsi kue
keranjang pun bermacam-macam. Anda bisa mengukusnya terlebih dahulu, kemudian
menyajikannya dengan parutan kelapa, atau langsung dipotong-potong dan
dihidangkan dengan santan. Cara ini dilakukan agar kue keranjang tak terasa
keras saat dimakan.(Sandy)
0 komentar:
Posting Komentar