Medan
Marelan,Metro Sumut
Siapa
bilang pengerajin Usaha Kecil Menengah (UKM) sudah sejahtera, buktinya masih
banyak kalangan pengerajin terpaksa gulung tikar akibat keterbatasan modal
usaha serta sulitnya sistem pemasaran dari produk kerajinan tersebut, hal itu
nyaris dialami Darwis (43) seorang pengerajin miniatur kapal hias dan Patung
hias yang ditemui dikediamannya di Pasar 2 Marelan Gang botot Kecamatan Medan
Marelan.Sabtu (16/06/2012)
Darwis
mengaku, kalangan pengerajin saat ini mengalami kesulitan pemasaran produksi
kerajinan baik di kios maupun di Mall apalagi di lokasi elit tersebut malah
membebani pengerajin dengan aturan selama 3 bulan kedepan baru bisa dibayar
itupun bila produk kerajinan tersebut laku terjual.Darwis juga berharap agar
peran serta Pemerintah dapat membantu kelancaran sistem pemasaran maupun
mendatangkan investor maupun konsumen, sehingga kelangsungan pengerajin dapat
berjalan lancar.
Selama ini Pemerintah melalui Dinas Koperasi Kota Medan baru memberikan kegiatan penyuluhan serta pembinaan sedangkan bantuan penguatan modal usaha belum ada, kami juga berharap adanya penguatan modal usaha bagi para pengerajin, kata Darwis mewakili para pengerajin lainnya.
Sebagaimana diketahui, selain hasil kerajinan miniatur kapal hias, Darwis juga memproduksi kerajinan patung Dewa Kwanhim dari tulang kerbau, ukiran kayu patung orang dayak dan sebagainya, hasil kerajinan miniatur kapal milik Darwis kerap dipamerkan di setiap adanya kegiatan Pemerintah kota Medan mulai tingkat Kelurahan hingga tingkat Propinsi bahkan pada 18 Juni ini hasil karyanya turut memeriahkan event pameran hasil Flora dan Fauna di Kota Medan.Ketrampilan dimiliki Darwis seorang pengerajin miniatur kapal, bunga maupun patung hias mulai banyak dilirik bahkan sejumlah pesanan pameran.
Pemilik nomor HP 081269253619 ini sebelumnya juga mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik produksi Usaha Kecil Masyarakat (UKM) dari Bank Sumut meraih hadiah uang tunai sebesar Rp 3 juta,bahkan kerajinan hiasan tersebut sempat dikagumi wakil Walikota Medan Drs Dzulmi Eldin beserta rombongan tim penilai evaluasi PKK Sumut diketuai Ny.Handayani Gatot Pudjonugroho di Kelurahan Terjun beberapa hari lalu.
Hingga kini masih menekuni profesi pembuat miniatur kapal, bunga hias serta miniature rumah adat yang indah nan cantik mengaku, berbagai bentuk maupun model kapal perahu layar bisa diciptakan Darwis mulai
model kapal layar batik, layar spanyol, kapal layar Finisi, kapal layar Cina maupun jenis bentuk kapal layar perang tempo dulu.
Hanya dengan bermodalkan alat pisau calter serta kertas pasir dan lem alteco/ lem setan, Darwis sudah mampu menghasilkan dua hingga tiga perahu layar perdua harinya.Tak ada pendidikan khusus hingga Darwis menjadi mahir membuat miniatur kapal hias tersebut namun bapak tiga anak ini, hanya mengandalkan kemauan dan keuletan yang dimilikinya.
Kapan bang Darwis mulai usaha ini? dengan enteng Darwis mengaku, pekerjaannya dulu sebagai nelayan mencari ikan dilaut sudah tak bisa lagi diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup apalagi sering terdengar nelayan kena rompak,"Diriku terinpirasi melihat kapal layar saat nonton TV kemudian, kucoba dengan iseng-iseng hingga akhirnya aku merasa serius untuk terus menekuni pembuatan kapal hias miniature ini sampai model baru layar batik yang merupakan produksi kerajinan kebanggan Indonesia,"kata Darwis.
Hasil karya Darwis dipajangkan di sebuah kios, tak hanya karya kapal miniatur, Darwis juga pintar membuat rumah adat miniatur yang terbuat dari bahan yang sama, Bagaimana pemasaran hasil kerajinan selama ini? Darwis mengaku tidak tetap namun ada saja orang yang memesannya langsung bahkan kerajinan miniature kapal layar ini sangat cocok dipajangkan di ruangan tamu maupun ruangan kantor.
Soal harga, sebenarnya Darwis tak mematokan harga begitu tinggi yakni berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung bentuk serta model kapal hias tersebut bahkan pernah ada pesanan dari Palembang dengan harga Rp 2 juta untuk membuat kapal layar hias berukuran 2 meter. Sedangkan modal yang dikeluarkan terkadang mencapai Rp 50 ribu perunitnya.Bila anda masih penasaran dengan buah karya kapal hias dan rumah adat miniature ciptaan Darwis tersebut silahkan hubungi langsung dirinya melalui nomor HP atau ke alamatnya Jalan Marelan Raya Gang Indah (Gang Botot) Pasar II Timur atau Jalan Jala X Lingkungan 14 Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan.(Raden Agus salim)
Selama ini Pemerintah melalui Dinas Koperasi Kota Medan baru memberikan kegiatan penyuluhan serta pembinaan sedangkan bantuan penguatan modal usaha belum ada, kami juga berharap adanya penguatan modal usaha bagi para pengerajin, kata Darwis mewakili para pengerajin lainnya.
Sebagaimana diketahui, selain hasil kerajinan miniatur kapal hias, Darwis juga memproduksi kerajinan patung Dewa Kwanhim dari tulang kerbau, ukiran kayu patung orang dayak dan sebagainya, hasil kerajinan miniatur kapal milik Darwis kerap dipamerkan di setiap adanya kegiatan Pemerintah kota Medan mulai tingkat Kelurahan hingga tingkat Propinsi bahkan pada 18 Juni ini hasil karyanya turut memeriahkan event pameran hasil Flora dan Fauna di Kota Medan.Ketrampilan dimiliki Darwis seorang pengerajin miniatur kapal, bunga maupun patung hias mulai banyak dilirik bahkan sejumlah pesanan pameran.
Pemilik nomor HP 081269253619 ini sebelumnya juga mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik produksi Usaha Kecil Masyarakat (UKM) dari Bank Sumut meraih hadiah uang tunai sebesar Rp 3 juta,bahkan kerajinan hiasan tersebut sempat dikagumi wakil Walikota Medan Drs Dzulmi Eldin beserta rombongan tim penilai evaluasi PKK Sumut diketuai Ny.Handayani Gatot Pudjonugroho di Kelurahan Terjun beberapa hari lalu.
Hingga kini masih menekuni profesi pembuat miniatur kapal, bunga hias serta miniature rumah adat yang indah nan cantik mengaku, berbagai bentuk maupun model kapal perahu layar bisa diciptakan Darwis mulai
model kapal layar batik, layar spanyol, kapal layar Finisi, kapal layar Cina maupun jenis bentuk kapal layar perang tempo dulu.
Hanya dengan bermodalkan alat pisau calter serta kertas pasir dan lem alteco/ lem setan, Darwis sudah mampu menghasilkan dua hingga tiga perahu layar perdua harinya.Tak ada pendidikan khusus hingga Darwis menjadi mahir membuat miniatur kapal hias tersebut namun bapak tiga anak ini, hanya mengandalkan kemauan dan keuletan yang dimilikinya.
Kapan bang Darwis mulai usaha ini? dengan enteng Darwis mengaku, pekerjaannya dulu sebagai nelayan mencari ikan dilaut sudah tak bisa lagi diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup apalagi sering terdengar nelayan kena rompak,"Diriku terinpirasi melihat kapal layar saat nonton TV kemudian, kucoba dengan iseng-iseng hingga akhirnya aku merasa serius untuk terus menekuni pembuatan kapal hias miniature ini sampai model baru layar batik yang merupakan produksi kerajinan kebanggan Indonesia,"kata Darwis.
Hasil karya Darwis dipajangkan di sebuah kios, tak hanya karya kapal miniatur, Darwis juga pintar membuat rumah adat miniatur yang terbuat dari bahan yang sama, Bagaimana pemasaran hasil kerajinan selama ini? Darwis mengaku tidak tetap namun ada saja orang yang memesannya langsung bahkan kerajinan miniature kapal layar ini sangat cocok dipajangkan di ruangan tamu maupun ruangan kantor.
Soal harga, sebenarnya Darwis tak mematokan harga begitu tinggi yakni berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung bentuk serta model kapal hias tersebut bahkan pernah ada pesanan dari Palembang dengan harga Rp 2 juta untuk membuat kapal layar hias berukuran 2 meter. Sedangkan modal yang dikeluarkan terkadang mencapai Rp 50 ribu perunitnya.Bila anda masih penasaran dengan buah karya kapal hias dan rumah adat miniature ciptaan Darwis tersebut silahkan hubungi langsung dirinya melalui nomor HP atau ke alamatnya Jalan Marelan Raya Gang Indah (Gang Botot) Pasar II Timur atau Jalan Jala X Lingkungan 14 Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan.(Raden Agus salim)
0 komentar:
Posting Komentar