Metro
Sumut
Disfungsi
ereksi alias impotensi merupakan salah satu momok yang menakutkan bagi pria. Ada banyak penyebab,
mulai dari kondisi kesehatan dan psikologis yang tidak baik, hingga efek
samping obat. Obat apa saja yang bisa bikin impoten?
Beberapa obat dan
narkoba dapat memiliki efek pada gairah seksual dan kinerja seksual. Pada obat
dengan resep, dokter biasanya sudah memberitahu bahwa salah satu efek
sampingnya adalah menyebabkan impotensi.
Jika Anda berpikir
bahwa obat yang sedang Anda konsumsi memiliki efek negatif pada kinerja
seksual, diskusikan masalah ini dengan dokter Anda. Jangan berhenti minum obat
tanpa terlebih dahulu berkonsultasi, karena beberapa obat dapat menyebabkan
reaksi berbahaya yang mengancam nyawa bila tiba-tiba dihentikan.
Berikut beberapa obat
yantg dapat membuat pria impotensi, seperti dilansir Livestrong, Minggu
(16/12/2012):
1. Obat terlarang atau
narkoba
Yang paling sering menyebabkan impotensi pada pria adalah konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, juga ada penyalahgunaan narkoba. Narkoba yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi yaitu kokain, ganja dan heroin.
Yang paling sering menyebabkan impotensi pada pria adalah konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, juga ada penyalahgunaan narkoba. Narkoba yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi yaitu kokain, ganja dan heroin.
Kokain dan heroin
awalnya dapat memfasilitasi hasrat seksual dan fungsi ereksi, namun penggunaan
jangka panjang telah dikaitkan dengan masalah ereksi.
2. Obat tekanan darah
Menurut ‘Harrison ’s Principles of Internal
Medicine’ dari Dr. Anthony Fauci, beberapa kelas obat tekanan darah telah dikaitkan
dengan disfungsi ereksi. Thiazide diuretics adalah salah satu yang paling umum.
Contoh lainnya hydrochlolorthiazide dan chlorthalidone.
Menurut ‘
ACE inhibitor seperti
enalapril dan captopril juga dapat menyebabkan impotensi. Diltiazem dan
amlodipine adalah contoh dari kelas obat tekanan darah yang dikenal sebagai
calcium channel blockers, yang juga dapat menyebabkan impotensi karena memiliki
beta blocker.
3. Obat anti-depresan
Sebagaimana dicatat oleh AmericanAcademy
of Family Physicians ,
anti-depresan berhubungan dengan disfungsi ereksi. Yang paling umum adalah
anti-depresan SSRI (Selective serotonin reuptake inhibitor) dan tricyclic.
Sebagaimana dicatat oleh American
Contoh SSRI termasuk
fluoxetine, paroxetine dan escitalopram. Tricyclic termasuk nortriptyline dan
amitriptyline. SRRI lebih mungkin menyebabkan anorgasmia (tidak mampu orgasme)
ketimbang impotensi.
4. Obat anti-psikotik
Obat anti-psikotik digunakan untuk mengobati skizofrenia dan beberapa gangguan psikotik lainya. Beberapa obat ini dapat mengganggu fungsi seksual, seperti dicatat oleh The American Society of Family Physicians. Obat ini mengganggu beberapa fase dari respons seksual.
Obat anti-psikotik digunakan untuk mengobati skizofrenia dan beberapa gangguan psikotik lainya. Beberapa obat ini dapat mengganggu fungsi seksual, seperti dicatat oleh The American Society of Family Physicians. Obat ini mengganggu beberapa fase dari respons seksual.
5. Obat anti-androgen
Menurut artikel yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal medis “Endocrine Reviews,” beberapa obat digunakan untuk menurunkan kadar hormon pria atau memblokir kegiatannya.
Menurut artikel yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal medis “Endocrine Reviews,” beberapa obat digunakan untuk menurunkan kadar hormon pria atau memblokir kegiatannya.
Salah satu pengobatan
kanker prostat melibatkan pemberian obat yang disebut leuprolid untuk
menurunkan testosteron. Hasilnya adalah untuk menghambat pertumbuhan tumor dan
mengurangi nyeri tulang pada pasien. Namun, hormon pria yang diturunkan juga
dapat mengganggu fungsi seksualnya.
6. H2 blocker
Menurut ‘Harrison ’s Principles of Internal
Medicine”, H2 blocker adalah obat yang dipakai untuk mengobati asam lambung
berlebih di perut atau gastroesophageal reflux (GERD) atau rasa panas di dada.
Cimetidine adalah yang paling mungkin menyebabkan efek samping ini.(Red)
Menurut ‘
0 komentar:
Posting Komentar