Walikota Medan, Drs H Rahudman
Harahap MM, mengaku sangat prihatin melihat dan mendengar kisah pelarian para
pengungsi Rohingya yang ada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim)
Belawan, dimana dengan berjibaku menyeberangi lautan dengan menggunakan perahu
hingga para pengungsi sampai di Belawan.
“Saya sangat prihatin. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Kepala Imigrasi yang telah memfasilitasi dengan
baik. Mudah-mudahan, ini segera dibawa ke forum resmi. Minimal mereka
selama berada di sini, kita bantu dan tangani dengan baik,” kata Walikota usai
mengunjungi 26 pengungsi Rohingya di Rudenim Belawan, Jumat (3/8)
Kunjungan yang dilakukan, sebut Walikota, adalah untuk mengecek kondisi para pengungsi muslim Rohingya. “Sebagai kepala pemerintahan di Kota Medan, dia akan mencoba memberikan sedikit perhatian melalui Kepala Rudenim Belawan, terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa,” kata Walikota seraya berharap segera dilakukan penyelesaian antar negara, sehingga para pengungsi dapat kembali ke negaranya.
Walikota mengaku, dalam kunjungan kemarin, juga terharu mendengar penuturan salah seorang pengungsi Muslim Rohingya, Muhammad Jamin, yang bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil serta warga lainnya, terpaksa angkat kaki untuk meninggalkan tanah kelahirannya tersebut.
Sebelumnya dalam kunjungan itu, salah seorang pengungsi, M Jamin, kepada Walikota Medan menuturkan mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat, karena tidak tahan menghadapi perlakuan diskriminatif dan tindakan kekerasan.
“Kami diperlakukan sangat diskriminatif, tidak boleh meninggalkan wilayah tempat tinggal kami. Sudah itu kami juga diperlakukan seperti kuli, setiap harinya disuruh kerja. Jika itu tidak dilaksanakan, kami mendapatkan tindak kekerasan. Sudah itu di bulan puasa, kami tidak diperkenan puasa dan melaksanakan sholat,” kata M Jamin.
Karena tidak tahan menerima perlakuan seperti itu, kata Jamin, dia pun membawa istri dan keluarganya mengungsi. Dengan menggunakan perahu bersama beberapa warga muslim Rohingya lainnya nekat menyeberangi lautan hingga tiba di Belawan.
Setibanya di Belawan, dengan penuh kesadaran mereka menyerahkan diri kepada pihak imigrasi agar diberi diperlindungan. “Kami minta perlindungan di negara ini. Kami sudah tidak tahan lagi menerima perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan di tempat asal kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara-saudara kami sudan dibantai semua sebulan lalu,” terangnya.
Menurut M Jamin, jumlah yang mengungsi dan saat ini berada di Rudenim Belawan 26 orang, yang terdiri dari 16 pria dan 5 wanita, selebihnya anak-anak. “Jadi, kita sekarang menunggu apa yang akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Apapun yang diputuskan nanti pasti kita kita terima,” ungkapnya.
Dari data yang diperoleh, selain 26 pengungsi Muslim Rohingya, masih ada warga negara lainnya yang berada di Rudenim Belawan seperti Warga Negara Afghanistan sebanyak 51 orang, Myanmar (65 orang), Sri KLangka (8 orang), Bangladesh (2 orang), Somalia (4 orang), Afrika (1 orang) dan Irak (1 orang).(Red)
0 komentar:
Posting Komentar